Penyesalan memang tak pernah datang di awal peristiwa, Sandro terus menerus menyesali diri.
Bila sudah begini tak ada yang lebih berharga dari senyum seorang Ibu. Sandro jadi ingin melihat Diana tersenyum seperti biasa setiap kali mereka bertemu.
Tawa renyah Diana, pandangan mata menggoda dan guyonan-goyunan segar perempuan yang telah melahirkannya itu senantiasa terbayang-bayang di pelupuk mata Sandro.
Tak bisa dihitung lagi entah berapa kali kalimat penyesalan keluar dari celah bibirnya.
Brian sangat prihatin melihat kondisi anak lelakinya itu. Didekatinya Sandro lalu diusapnya punggung lelaki muda itu dengan lembut.
"Kamu tak boleh mengikuti perasaan terlalu jauh, Ingat adalah anak lelaki."
Sandro hanya mengangguk, namun sama sekali tak mampu mengurangi kecamuk di dadanya.
Dari tempat duduknya Brian senantiasa memperhatikan anak bungsunya. Ada yang mulai mengusik pikiran Brian.