Aila berusaha menetralisir hatinya sendiri saat sadar dari keterpanaannya yang begitu lama.
Sandro pun tak jauh lebih baik. Wajahnya pucat, matanya mencorong. Tubuhnya bagai demam.
Kenapa ...?
Lelaki itu tak menduga kalau Aila ternyata begitu mendamba keberduaan mereka.
Dia lebih tak menduga lagi, karena yang dirasakannya justru flashback imajinasi dan romantisme bersama Aira.
Sandro, bagai terjebak kenangan kamar 262 sweet hotel Novotel Lombok.
Alam bawah sadar yang telah memunculkan rasa mendamba pada semua yang pernah dialaminya saat berada di sana.
Apakah karena saat ini dia dan Aila berada di kamar yang asing ini? Suasana kamar ini kah yang telah membuat imajinasi Sandro melompati dimensi waktu.
Sandro merasa bersalah, bersalah telah mengkhianati Aila dengan imajinasi liarnya, pada sesosok bayangan masa lalu.
Masa lalu ...? Apakah jarak waktu tiga kali dua puluh empat jam sudah bisa dikatakan sebagai sebuah masa lalu ...?