Pagi-pagi sekali Sandro sudah rapi, ia tak ingin memberi kesan buruk pada Miranda.
Begitu mencecahkan kaki di tangga terakhir, bau wangi nasi goreng langsung menyerbu penciumannya.
"Mas Sandro." Sandro menoleh ke arah suara yang memanggilnya.
Ternyata Aila. Gadis itu tengah menuruni anak tangga, Sandro menunggu hingga Aila sampai di dekatnya.
"Sepertinya Mama sudah menyiapkan sarapan pagi." Gadis itu melangkah ke arahnya dengan tawa lebar.
"Mamamu pinter masak ya, dari baunya saja aku sudah bisa memastikan kalau rasanya tentulah lezat." Sandro memuji.
"Iya, tapi lebih pinter kak Susan. Sayang sudah setahun ini dia ditempatkan bekerja di kota lain."
"Kakak wanitamu?"
"Hooh."
"Hari ini aku berencana mengunjungi temanku, untuk mengurus persiapan pernikahan kita."
"Aku ikut?"
"Nggak usah, kamu ke toko saja. Aku mungkin agak lama di sana."
"Tapi aku ingin merasakan repotnya mempersiapkan sebuah pesta pernikahan."
"Nanti saja ya, saat aku memesan gaun pengantinmu."