Aira menemani Sartika yang lahap menyantap lontong pecel, sambil di sela-sela makannya bercerita tentang masa lalu Aira waktu Mama Hana masih hidup.
"Aku mau bongkar gudang, Bu."
Sartika mendongakkan kepalanya mendengar kata-kata Aira. Suapan perempuan itu menggantung di udara.
"Untuk apa masuk gudang, Nak? Banyak debunya."
"Pengen cari foto kenangan waktu masih kecil dulu, yang ada Mama dan Papa, Bu."
Kali ini Sartika menghentikan suapannya. Tenggorokan perempuan itu tercekat. Buru-buru dia menarik nafas, mengusir embun yang menyapu permukaan pupilnya.
"Kalau begitu, Ibu akan menemani Nak Aira, ya." Sartika menyorongkan piring yang isinya hanya menyisakan beberapa iris daun lobak saja.
Karena takut penyakit asam uratnya kambuh, Sartika tidak berani menyantap daun lobak pecel yang enak itu.
Berdua mereka menuju gudang yang berada di bagian belakang villa. Semua tertata rapi di tempatnya, walaupun sedikit berdebu.