Sehari sebelumnya.
Aira memperhatikan sekeliling, suasana begitu sepi. Maklum ramadan. Semua orang pasti lebih senang bermalas-malasan di kamar, sehabis sahur.
Subuh belum masuk saat Aira berhasil melompat lewat jendela. Hanya sebuah koper dan ransel yang dibawanya serta.
Dalam pelariannya Aira sengaja tidak mengenakan gamis, ia memakai jeans dan jaket tebal dengan tudung kepala yang sengaja diikat kuat, kakinya juga berbalut bot semata kaki.
Sunglasses berukuran besar bertengger di hidungnya. Kaca mata itu tak hanya sekedar menutupi mata, separuh wajah Aira bahkan ikut tenggelam di dalam lindungannya.
Aira sudah cukup matang menyusun pelariannya. Semalam empat buah kotak kayu bekas kemasan diambilnya dari gudang.
Kotak itu di susunnya di pagar paling pojok. Bila berdiri di teras rumah, tumpukkan kayu itu sama sekali tidak akan kelihatan karena terhalang pokok bougenvile yang rimbun.