Sejak mengenakan hijab Aira memang jauh berbeda. Rangga justru melihat Aira seperti bidadari.
Tapi benarkah di dunia yang penuh fitnah begini, masih ada bidadari?
Mungkinkah Aira bidadarinya?
Bila dulu Aira begitu transparan, sekarang justru sebaliknya. Hanya kedua bola matanya saja yang masih terlihat.
Selebihnya, keindahan gadis bernama Aira itu tersembunyi dalam balutan hijab yang senantiasa menutupi tubuhnya.
'Ya Allah, kenapa aku ini?' Rangga diam-diam mengeluh.
'Dulu tak pernah aku merasakan hal-hal seperti ini. Kenapa setelah dia berhijab aku malah jadi kesengsem.
Betapa inginnya aku disatukan dengan gadis yang benar-benar kukuh menjaga kesuciannya.
Suci dalam arti yang luas, layaknya Fatimah binti Ubai Naurah yang prnah kau kirim untuk mendampingi Idris aayahanda Imam Syafi'i.
"Hei, bengong aja, lu!" Naura menepuk pundak cowoknya.
Dahi gadis itu berkerut mendapati Rangga melamun, entah apa yang sedang difikirkan pemuda berambut kriting itu.