Dasar lelaki pengecut. Berani mengungkapkan perasaan hanya saat dirinya berada di dalam keadaan setengah sadar. Aira makin ilfeel pada pemuda berambut gimbal itu.
"Jangan buat aku berada dalam kebimbangan. Kau telah menghadirkan luka pada hatiku, dan itu adalah kesalahan terbesarmu."
"Ayolah Hendrik, hari sudah semakin sore, aku ingin pulang."
Hendrik tak mengindahkan kekhawatiran gadis di depannya. Dalam padangan pemuda itu, Aira hanya sedikit enggan mengungkap perasaan.
Sebagai seorang lelaki sejati, sudah kewajibannya untuk membuat Aira berani menyatakan isi hati, sama seperti dirinya.
"Apakah kau mencintaiku?" tanya Hendrik sambil menatap bintik mata gadis itu.
Lagi-lagi Aira diam, ia berusaha mengalihkan pandangan, tak tahu lagi bagaimana menjawab semua pertanyaan dan keinginan pemuda itu.
Nah, bagi Hendrik justru sikap seperti itu membuat Aira jadi terlihat romantis. Aira sengaja memancingnya untuk berbuat lebih jauh.