PAGI pun tiba. Aira bangun dengan perasaan enggan. Ingat isi telepon Antonio, gairahnya untuk ke sekolah langsung menguap. Dengan malas-malasan dia menuju ke kamar mandi.
Aira berangkat ke sekolah dengan hati yang berat. Pikirannya melayang entah kemana. Intinya Aira hanya ingin tidur, dan enggak bangun dulu dalam waktu yang lama.
"Kamu kenapa pagi-pagi udah bete?" Hans menegur Aira dari balik koran yang sedang dibacanya.
"Hm, nggak kok Om, aku cuma masih ngantuk aja," balas Aira seraya mengerutka dahi.
Tumben omnya pagi-pagi sudah duduk santai sambil baca koran. Biasanya, mana sempat Aira melihat Hans di rumah jam-jam begini.
Hans tertawa, "Masih ngantuk?" tanyanya. "Udah jam segini masih ngantuk. Anak sekolahan macam apa kamu?" ledek Hans.
"Iya, nih. Aira. Coba aja kedengaran sama Nenek. Habis kamu diceramahi."
Tante Val yang muncul dari dalam ikut menimpali. Di tangannya segelas teh nampak masih mengepulkan asap.