AISYAH merasa kejatuhan rahmat yang tak terhingga. Ternyata orang-orang baik itu malah mempercayakan pengurusan vila kepadanya.
"Nanti aku akan membangunkan sebuah paviliun untuk Kakak sekeluarga. Sehingga Kakak bisa lebih bebas beraktivitas."
"Mas Sandi!" Aisyah nyaris kehilangan kata-kata mendengar ucapan demi ucapan yang dilontarkan lelaki itu kepadanya.
"Aku juga akan memberi Kakak modal usaha. Kakak bisa mengelola sebuah usaha. Warung makan di samping vila, misalnya?"
"Eh, i-iya. Mas. Sa-saya sampai tak tahu harus berkata apa lagi untuk semua kebaikan yang Mas berikan pada saya dan keluarga saya."
Sandi menoleh sekilas pada wanita itu. "Kita adalah saudara. Kebaikan yang Kakak berikan kepada istriku selama ini, mungkin juga tak bisa kubalas dengan sempurna."
"Tidak Mas, kebaikan Mas bahkan terlalu sempurna buat saya dan anak-anak." Sandi mendengar Aisyah tersedu-sedu.
"Kak Aisyah tak perlu bersedih. Kita syukuri saja semua hal-hal baik yang diberikan Allah pada kita."
