Saheera membuka matanya usai mendengar alarm ponselnya berdering bising diatas meja. Rupanya sudah pagi, bahkan silau matahari sudah menembus jendela kamarnya. Saheera melihat jam digital di ponsel, rupanya sudah jam delapan. Pantas saja, Ia keasikan tidur di hari libur, ditambah sedang cuti shalat Subuh.
"Hoaam ..." Saheera membawa ponselnya ke kasur, tidur-tiduran seraya menggulirkan layar benda itu. Nyawanya perlu dikumpulkan sedikit demi sedikit, terlalu malas untuk beraktivitas pagi-pagi. Pun karena Ia benar-benar kosong hari ini.
"Pulang gak ya?" gumamnya pelan. Perihal dimana Ia akan menghabiskan liburan memang kerap kali menjadi sumber kebingungan, padahal rumah orang tuanya itu tidak terlalu jauh, masih di Surakarta. Hanya saja sejak dulu Saheera itu bukan anak rumahan, apalagi di rumah orang tuanya. Alasannya satu, terlalu bising, pun kedatangannya akan menjadi daya tarik para santri di pondok pesantren binaan Ayahnya.