Tak terasa hari sudah malam, pria itu tidak berhasil menemukan keberadaan istrinya.
Karena hari sudah larut malam, ia memutuskan untuk pulang kembali ke Mansionnya.
Sesampainya di Mansion...
Pria itu menatap keempat pelayan pribadi istrinya yang terlihat sangat cemas.
"Kalian tidak perlu khawatir. Aku akan segera menemukan istriku," ujar Pria itu.
Laila dan ketiga temannya tersenyum dan kembali ke kamarnya.
"Aku harus cepat menemukanmu," ujar Pria itu.
Pria itu mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.
~ Via Call ~
"Malam. Tuan," ujar Seseorang.
"Malam juga," ujar Pria itu, "Aku punya tugas untukmu," ujar Pria itu.
"Tugas apa?" tanya Seseorang.
"Cari tahu keberadaan istriku, ia tiba-tiba saja hilang saat berada di taman. Aku curiga dia di culik oleh seseorang," balas Pria itu.
"Baiklah. Saya akan secepatnya membawa istri anda kembali," ujar Seseorang.
"Baiklah," ujar Pria itu.
Tut!
~ Via Call Off ~
Pria itu menyandarkan tubuhnya di sofa dan memijat keningnya.
"Aku khawatir dengan keadaanmu istriku. Meskipun kamu berfikir bahwa diriku ini adalah pria yang dingin dan cuek tapi tetap kau milikku selamanya," ujar Pria itu.
Pria itu pun menatap poto pernikahannya dengan istrinya.
"Syafa," lirih Pria itu.
Pria itu mengecup ponselnya.
"Kamu hanya milikku," ujar Pria itu.
Pria itu tersenyum, ia kembali mengingat hadiah paling spesial yang diberikan oleh istrinya pada hari ulang tahunnya.
~ Flashback ~
Pagi itu seorang pria sedang bersantai di tempat tidur, tidak lama kemudian pintu kamar terbuka lalu sang istri masuk dengan membawa kue ulang tahun dengan lilin yang menyala.
"Bukankah aku sudah pernah memperingatkan dirimu untuk tidak masuk ke dalam kamarku!" tegas Pria itu.
Pria itu belum menyadari sesuatu yang dibawa oleh istrinya itu.
"Sebelumnya maapkan aku mas karena telah lancang masuk ke dalam kamarmu. Aku ingin memberikan kejutan kecil dihari ulang tahunmu," ujar Gadis itu.
"Selamat ulang tahun. Suamiku tersayang," ujar Gadis itu dengan nada yang sangat tulus membuat pria yang berhati beku itu seketika luluh, namun sayangnya ia tidak mau menunjukkan perasaannya sedikitpun.
"Terimakasih," ujar Pria itu dengan nada cuek, sebenarnya ia ingin mengatakan sesuatu hal yang sangat panjang kepada istrinya. Namun sayang, bayangan masa lalunya selalu saja menghantuinya.
Gadis itu tersenyum.
"Tiup dulu lilinnya," ujar Gadis itu.
Pria itu hanya menghela nafas lalu mulai berdoa dan meniup lilinnya. Gadis itu tersenyum bahagia karena hari ini sangat spesial buat suaminya.
Gadis itu mencabut lilinnya dan menyerahkan kado untuk suaminya.
"Hadiah dariku untukmu," ujar Gadis itu.
Dengan tangan gemetar, pria itu menerima kado dan kue dari istrinya.
"Aku pergi dulu," ujar Gadis itu.
Gadis itu pun pergi meninggalkan suaminya.
***
Pria itu menaruh kuenya di kulkas, ia sangat penasaran dengan isi kadonya.
"Aku penasaran dengan isinya," ujar Pria itu.
Pria itu mulai membuka kadonya dan terkejut dengan isinya.
"Jaket hangat," ujar Pria itu.
Pria itu menatap kartu ucapan yang ada di dalam kotak.
"Jaket ini sangat berbeda dari yang biasa dijual di toko pakaian," ujar Pria itu.
Pria mengambil kartu ucapan dan mulai membaca tulisan bertinta emas.
***
Selamat ulang tahun, suamiku...
Aku akan selalu berdoa sepanjang masa untuk keselamatanmu, kesehatanmu, kebahagianmu, dan kesuksesanmu.
Suamiku tersayang, hadiahku bukanlah hadiah yang memiliki harga yang mewah dan mahal. Aku membuat jaket itu selama berbulan-bulan untuk mendapatkan hasil yang berkualitas baik.
Aku berharap kau menyukainya, suamiku tersayang. Aku berjanji akan selalu setia dan bersamamu selamanya sampai Allah memisahkan kita.
Selamat ulang tahun suamiku, aku akan selalu mencintaimu.
Syafa Aliya Rahmah
***
Setelah selesai membaca kartu ucapan itu, air mata mengalir deras dari wajah tampannya. Ia tidak menyangka bahwa istrinya sangat mencintai dirinya dan memberikan hadiah paling spesial dalam hidupnya.
~ Flashback End ~
***
Pria itu tersadar dan melangkah menuju lemari rahasia. Setelah sampai, ia langsung membuka lemari dan mengambil jaket hadiah dari istrinya.
"Sudah saatnya aku memakainya," ujar Pria itu.
Pria itu pun memakai jaketnya lalu menutup lemarinya.
Pria itu mengambil ponselnya, ia sudah memutuskan mencari istrinya sendiri. Ia mulai menerima dan memahami tanggung jawabnya.
***
~ Mansion Keluarga Fernando ~
Alisia Fernando sedang fokus menonton televisi, sesekali ia termenung karena merindukan putra kesayangannya.
"Leon. Bunda merindukanmu sayang," ujar Alisia Fernando.
Tak lama kemudian datanglah seorang gadis bernama Allena Fernando, ia adalah putri satu-satunya Alisia Fernando.
"Bunda kenapa?" tanya Allena.
"Bunda merindukan kakakmu nak," balas Alisia.
"Kakak Leon?" tanya Allena.
"Ya nak. Bunda merindukan Leon," balas Alisia.
"Alle punya ide cemerlang," ujar Allena.
"Ide seperti apa nak?" tanya Alisia.
"Ayo kita bertemu kakak," balas Allena.
"Bagaimana caranya nak?" tanya Alisia.
Allena tersenyum.
"Besok pagi, setelah ayah berangkat bekerja kita pergi ke Mansion kakak," balas Allena.
"Bunda setuju dengan ide cemerlangmu nak," ujar Alisia.
Allena tersenyum dan memeluk erat bundanya.
"Aku sayang bunda," ujar Allena.
"Bunda juga sangat sayang kamu," ujar Alisia.
Tak lama kemudian, Devian Fernando suami Alisia datang dengan tatapan tajamnya yang tidak pernah hilang.
"Ehem!"
Suara tegas itu mampu membuat Alisia dan Allena terkejut bukan main.
"Ayah," ujar Allena.
"Mas Vian," ujar Alisia.
Devian menatap putrinya dengan lembut.
"Allena, kembali ke kamarmu. Ayah mau bicara serius dengan bundamu," ujar Devian.
"Baiklah Ayah," ujar Allena.
Allena pun pergi meninggalkan kedua orang tuanya.
"Mas Vian mau bicara apa sama aku?" tanya Alisia.
"Tentang Leon," balas Devian.
"Memang ada apa dengan Leon?" tanya Alisia.
"Aku khawatir dengan kesehatan. Leon," balas Devian.
"Bukankah Leon sudah punya istri yang bisa merawatnya?" tanya Alisia.
"Gadis yang menjadi istri Leon tidak bisa diharapkan untuk merawat putra kesayangan kita," balas Devian.
"Mas. Bagaimana kalau kita menemui Leon?" tanya Alisia.
"Aku sibuk sayang," balas Devian.
Devian pun pergi meninggalkan istrinya sendirian.
"Selalu saja begitu jika aku berbicara ingin bertemu putraku," ujar Alisia.
Alisia pun pergi menyusul suaminya.
***
Di sisi lain...
Syafa terbangun dari pingsannya, kepalanya sangat pusing karena pengaruh obat bius itu. Tubuhnya seakan lemas dan tidak berdaya.
Syafa menatap sekeliling ruangan, ia sangat bingung sekaligus takut.
"Aku ada dimana?" tanya Syafa.
Syafa menatap tempat tidur yang ia tempati.
"Kamar ini bukan kamarku. Aku ada dimana?" tanya Syafa dengan nada panik.
Syafa berusaha untuk bangkit namun ia mengurungkan niatnya saat pintu telah terbuka menampilkan sosok pria berjubah hitam.
"Siapa kau?" tanya Syafa.
Pria berjubah hitam itu mendekati Syafa dan duduk di Sofa.
"Kau sudah bangun gadis manis?" tanya Pria itu.
"Lepaskan aku!" teriak Syafa.
"Aku tidak akan pernah melepaskanmu sebelum kau menjadi milikku seutuhnya!" tegas Pria itu.