Roger terlihat bingung bagaimana harus menjawab. Jika mengizinkan Lana duduk di sana, akan seperti apa tanggapan karyawan lain saat melihat mereka duduk bersama.
Namun, jika menolak, itu tidak akan baik bagi Roger untuk ke depannya. "Boleh, silahkan."
Setelah mendapat persetujuan dari Roger, Lana pun duduk di kursi yang ada di hadapan laki-laki itu.
Baru beberapa detik Lana duduk di sana, Roger mulai melihat tatapan aneh para karayawan yang lain. Bagaimana mereka tidak menatap aneh? Sementara Lana adalah salah satu karyawan teladan, namanya hampir terdengar di kalangan karyawan senior.
Selain itu, ia juga wakil ketua tim satu. Di mana kinerja anggota di dalamnya tidak diragukan lagi.
"O iya, aku dengar ... kamu pernah bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang media hiburan, versi cetak. Mereka menyebutnya penyalur karya dari bakat seseorang," ucap Lana, tiba-tiba.