"Halo, selamat siang," sapa seseorang.
Val tersentak saat mendengar ada suara di dalam toko selain suaranya. "Ya, selamat siang. Ada yang bisa say-a ... ban-tu?" balasnya, tercengang begitu melihat laki-laki yang kini berdiri tegak di hadapannya.
Laki-laki tampan, tinggi, hidungnya mancung, alis tebal, bibirnya yang kemerahan juga bentuk badan yang tampak profesional itu membuat Val menganga tak percaya.
"Sempurna," gumamnya.
"Halo, Mba. Mba," panggil laki-laki itu beberapa kali diikuti gerakan tangan yang digoyangkan di depan wajah Val.
"Oh, iya. Kenapa? Masnya mau apa, ya?" tanya Val. Mungkin ia lupa kalau tempat yang dijaganya hari ini adalah toko bunga. Ya jelas mau beli bunga, Val.
"Maaf, saya mau beli bunga."
"Oh, bunga ya. Boleh, mau pilih yang mana?" tanya Val.
"Boleh tolong pilihkan bunga mana yang cocok, untuk wanita yang cantik?" tanya laki-laki itu.
"Makasih," balas Val, kepedean.
"Maaf, bunganya untuk pacar saya," timpal laki-laki itu lagi.