Deg-deg.. Deg-deg..
Jantung siapa yang berdegup hingga sekencang itu? Val yang memeluk atau Roger yang mendapat pelukan?
Puk-puk-puk.
Val menepuk-nepuk punggung Roger, seperti orang dewasa yang menenangkan anak kecil. Val tidak menyadari akibat dari tindakannya itu telah membuat seseorang merasakan perasaan yang aneh.
"Ehm." Deham Roger.
"Oh, maaf maaf." Dengan santainya Val bilang maaf diiringi senyum lebar.
"Ngga usah lebay deh, gitu aja girang banget," timpal Roger. Ia kembali melanjutkan langkah menuju ke arah rumah Val.
Berjalan bersama tanda kutip seseorang, memang berbeda ya? Menempuh perjalanan sejauh apa pun tidak akan terasa.
"Hhh, akhirnya … sampai juga. Makasih ya udah anterin plus traktir aku sarapan," ujar Val.
"Kamu ngga mau nawarin aku buat mampir dulu, gitu?" timpal Roger.
"Oh, kamu mau mampir dulu ke rumah? Takutnya kan kayak kemarin, udah aku tawarin … eh, ngga mau. Kalo Rio ngga keluar, ngga bakalan kan kamu mampir ke rumah?" sindir Val.