"Loh, Kak Roger ngga kaget?" tanya Rio, melihat ekspresi Roger biasa saja.
"Tidak. Saya sudah tau kalau anak ini ... anaknya Syifa," jawab Roger.
"Anaknya Syifa?" ucap semua orang.
Tidak bertanya lebih lanjut, ketiga orang itu justru saling melempar pandangan. Antara percaya dan tidak percaya.
Percaya, karena anak kecil itu memanggil Syifa dengan sebutan mama. Tidak percaya, karena usia Syifa tampak masih sangat muda, sementara anaknya sudah sebesar itu.
"Kalian ... tidak ada yang percaya omongan saya?" tanya Roger, melihat ke arah tiga karyawannya satu per satu.
"Emm, percaya sih, Pak. Aneh aja, kok Syifa anaknya sudah sebesar itu," jawab Maya.
"Iya, Syifa kan masih muda. Kayaknya dia seumuran deh sama Pak Roger, tapi anaknya sudah sebesar ... siapa tadi namanya? Ai, ya?" timpal Rio.
Brak.
"Jadi, om-om dan tante-tante di sini tidak percaya kalau aku ini anaknya mama Syifa?" tukas Ai, menggebrak meja.