Vanya berbalik badan pada saat ia masih memegang nampan dengan tiga gelas yang isinya masih utuh. Levin mengernyit, yang lebih mengejutkan lagi Vanya memberikan satu gelas jus apel pada pria tersebut.
"Kenapa di kasih aku? Kamu bilang kalau ini punyamu?" tanya Levin yang dilanda kebingungan.
"Aku kenyang," jawab Vanya dengan enteng. Dia berbalik badan lagi, meneruskan langkahnya. Namun, tangan Levin memegang bahu Vanya.
"Tunggu sebentar!" seru Levin sambil meminum jus apel. Dia sengaja menyisakan jus apel untuk diberikan kepada Vanya. "Ini untukmu. Biar romantis." Levin menaikturunkan alisnya.
Bukan berterima kasih, Vanya malah bersikap cuek. Dia meninggalkan Levin tanpa sepatah kata. Levin memandang Vanya dari kejauhan. Dia masih berada dalam posisi berdirinya. Cukup lama ia berdiri, entah apa yang ia pikirkan.
Setelah cukup lama ia berdiri, ia meletakan segelas jus apel itu di atas meja. Dia membuka kulkas, kemudian mencoba membuat jus apel seperti yang dilakukan Vanya tadi.