Divya memandang Aleandra dengan tatapan penuh kelicikan. Sudah begitu lama ia memenjarakan Aleandra dengan tangannya sendiri. Namun, bagaimana Divya merencanakan itu semua? Bukankah saat itu Divya masihlah anak-anak?
Bahkan, perkenalannya dengan Wadrey pun tidak dalam waktu yang dekat jika diukur dari pertemuannya dengan Aleandra. Lantas, adakah yang membantunya? Bukankah Divya terlalu kecil untuk menghadapi Aleandra?
Divya sangat cerdas. Selain dia memanfaatkan buku sebagai bidang ilmu, ternyata ia mencuri obat tidur yang biasanya dikonsumsi oleh ibu kandungnya. Melva pernah mengatakan kalau Divya tidak boleh menyentuh obat itu karena bisa menyebabkan rasa kantuk yang berlebihan.
Divya pun mencari tahu tentang obat itu dengan melihat nama yang tertera pada botol obat. Dia mengangguk-anggukkan kepala pada saat perkataan Melva dan informasi mengenai obat tersebut sama persis.