Wadrey berada di dalam mobil dengan raut muka yang tak enak dipandang. Ray melirik dari kaca. Dia bisa membaca suasana hati tuannya. Meskipun ia tidak masuk ke dalam, ia bisa mengerti bahwa hasilnya tak baik.
"Tuan, apa sebaiknya mobil menuju ke rumah atau apartemen?" tanya Ray dengan penuh kebimbangan.
Beberapa kali Wadrey enggan pulang bila suasana hati tak kunjung baik. Dia juga bingung dengan menghadapi Agatha jika wanita itu menanyakan di mana Levin berada. Hatinya bimbang, tak karuan.
"Apartemen saja. Aku ingin sendiri," tegas Wadrey seraya menyandarkan kepalanya pada kursi mobil. Kedua matanya terpejam.
"Baik, Tuan." Ray pun mengambil jalan lain. Dia melakukan itu karena arah yang ia tuju tadi adalah kediaman Wadrey, yang jelas arah itu lebih jauh ketimbang jalur biasanya yang mereka tuju ke apartemen tersebut.