Di antara kebimbangan Jay, dia menatap sorotan mata dari sosok itu cukup dalam. Sepasang mata yang indah, tetapi tampak sangat berbahaya mengundang semacam gejolak pada diri Jay.
Sosok itu tersenyum memandang Jay dalam ribuan akal liciknya. Sebagai pengesahan kerja sama mereka, sosok itu mengambil sebuah pisau belati yang tak pernah lelah ia bawa kemanapun.
Dia menyayat sedikit pada jari tengahnya. Selembar kertas berwarna putih yang ia ambil dari sakunya langsung diberikan tetesan darahnya. "Kamu juga harus melakukan hal yang sama," desak sosok itu seraya menyerahkan pisau belati itu pada Jay.
Jay sempat berpikir beberapa detik. Itu adalah keputusan yang bisa membawanya ke neraka. "Kenapa? Apa kamu masih meragukanku?" tanyanya yang memandang Jay.
"Bisakah kamu berjanji satu hal padaku?" tanya Jay yang ingin memastikan sesuatu.
"Katakanlah, apa maumu?"