Jay yang masih bingung menyetujui permintaan neneknya, ia terdiam sejenak. Wajahnya yang ceria sebelumnya, berkurang dalam sekejap. "Jay, kamu mau ke kota, ya?" pinta nenek itu sekali lagi.
Jay tersenyum lebar. Dia tidak berpikir yang negatif tentang neneknya, walaupun permintaan sang nenek seperti mengusir dirinya. "Baik, Nek. Jay akan usahakan ke kota, tetapi biarkan Jay tinggal di sini ya?" Jay memandang wanita itu dengan puppy eyes-nya.
Nenek itu menyetujui permintaan Jay. Walaupun begitu, mereka menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Tak ada kesedihan atau air mata yang terjatuh dari pelupuk mata mereka.
Nenek itu ikhlas melepaskan Jay untuk pergi ke kota. Sebelum pergi ke kota, nenek itu sering memberikan segala kebutuhan Jay yang membuat Jay bingung.
"Jay, ini untuk kamu," ujar nenek itu yang memberikan banyak sekali keperluan mandi atau kebutuhan sehari-hari yang mungkin dibutuhkan Jay sewaktu-waktu.