Suara pintu terdengar agak keras, mengejutkan Keenan dan Kyra seketika. "Itu sarapan pagi kita sudah datang," ucap Keenan seraya melangkahkan kakinya.
Dia membuka pintu, kemudian mempersilakan pramusaji itu masuk untuk menghidangkan sarapan pagi pada mereka berdua. Dia bersikap hormat, sesekali memandang Kyra.
Dia tak berani terlalu lama melihat wanita itu. Jangankan menatap sepasang mata Kyra lebih dari lima detik, tanya saja pada Keenan tak berani.
Bibirnya tersenyum ramah seraya menundukkan kepala sebagai tanda ia pergi dari hadapan mereka berdua. "Banyak sekali untuk sekedar sarapan pagi," sindir Kyra dengan memajukan bibirnya sehingga membentuk seperti kerucut.
"Enggak apa-apa biar menambah stamina kita berdua. Bukankah semalam kita habis olahraga?" ucap Keenan dengan senyumannya yang menggoda.