Udara semakin lama semakin panas. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 9 pagi. Meskipun tak terlalu siang, terik matahari seakan-akan membakar kulit seketika.
Keenan dan Kyra tak menyadari akan hal itu bahwa waktu cepat berlalu. Mereka tak merasa jenuh saling bertatapan. Keenan menggenggam tangan Kyra secara lembut tanpa menimbulkan sakit.
Wanita itu penasaran dengan topik yang ingin diceritakan Keenan. Kedipan mata menandakan bahwa sepasang mata Kyra cukup lelah menatap Keenan.
"Aku sudah tenang. Kamu bisa menceritakannya sekarang. Aku hanya berharap kamu tidak mengecewakanku," ucap Kyra yang seakan-akan menohok hati Keenan dalam sekejap saja.
Keenan tersenyum. Akan tetapi, senyuman itu perlahan memudar. Aura wajahnya berubah menjadi lebih serius. Karena ekspresi wajah itu membuat Kyra menelan ludah. Dia berharap yang dikatakan Keenan tak membuatnya terkejut setengah mati.