Devano mengapit hidung Jennifer menggunakan dua jarinya. Dia berusaha menghilangkan perasaan yang tak nyaman itu. "Ayo kita pulang!" seru Devano sembari memandang kakaknya yang masih tergeletak di bawah.
Jennifer tersenyum. Air matanya perlahan memudar. Dia tertarik dengan kata-kata Devano yang mengajaknya pulang. Dia merasa berhasil menaklukkan hati Devano sedikit demi sedikit.
Tak peduli seberapa lama lagi ia menunggu hingga hati Devano sepenuhnya adalah miliknya. Namun, ia percaya takdir yang akan membantu hubungan mereka lebih dekat.
"Oh ya, setelah kita tiba di sana, aku akan menagih hadiahku yang lain," pinta Jennifer. Kedua matanya menatap Devano penuh harap.
"Hadiah apa? Kamu sudah menciumku dan aku anggap itu lunas," ujar Devano cuek. Dia menghampiri kakaknya.