Keenan menuruni tangga. Tentu saja ia heran bisa melihat Kyra di sana. Dia telah berupaya mencari Kyra ke sana kemari, ia tak menduga wanita itu berada di depan matanya sendiri. Dia mengira itu mimpi. Bibirnya tersenyum. Pria itu langsung memeluk Kyra.
Pelukan hangat itu membius Kyra seketika. Dia tak ingin membohongi hatinya. Dia membiarkan dirinya bersikap egois sedikit saja. Keenan memeluk Kyra dengan erat seakan-akan tak ingin wanita itu menghilang dari hadapannya.
"Aku tidak ingin terbangun dari mimpi indah ini," ucap Keenan. Dia melepaskan pelukannya perlahan. Dia berpikir aneh. Mana mungkin mimpi bisa senyata itu?
Dia masih mengira mimpi, meskipun terlalu nyata ia rasakan. Kecupan-kecupan ringan mendarat pada bibir Kyra. Semakin lama kecupan itu berubah menjadi gairah yang tak bisa Keenan kuasai.