Annabelle datang dengan kening berkerut. Dia tak menyangka melihat ibunya terjatuh dengan luka lecet yang ada di tangannya. Kehadiran Regina membuat Annabelle bertanya-tanya. "Mama kenapa bisa terjatuh?" tanya Annabelle dengan raut wajah cemas.
"Mama? Ternyata, dia udah punya anak," batin Regina. Dia menelan ludah.
"Anabelle, tolong mama! Bantu mama bangun," ucap Sarah. Annabelle membantu Sarah agar dapat berdiri dengan baik. "Sebenarnya, apa yang terjadi, Ma?" tanya Annabelle. Dia melirik ke arah Regina. "Siapa dia?"
"Dia hanyalah perempuan gila yang tahunya cuman rusuh saja."
"Siapa yang perempuan gila? Namaku Gina. Kamu harus ingat itu," kata Regina dengan kesal.
"Lihat 'kan cara bicaranya pun tidak sopan. Dia pasti habis keluar dari rumah sakit jiwa," ujar Sarah. Regina mengepalkan tangan. Kedua tangannya terasa gatal.
"Kamu saja yang gila. Aku kemari hanya ingin bertemu dengan…" Regina tak melanjutkan perkataannya. Ia berpikir sejenak. Dia tak tahu harus mengatakan apa.