Aisyah masih saja merasa gelisah saat buku diary miliknya tidak ditemukan hingga saat ini. Dirinya menjadi tidak punya gairah untuk melakukan kegiatan apapun. Seperti saat ini, semua santri sudah saatnya melaksanakan shalat ashar berjamaah. Mereka semua sudah rapi dengan mukenanya. Namun Aisyah masih saja membongkar seluruh kopernya kembali, barangkali ada yang terselip ataupun dia salah lihat.
Ning Zahra yang baru saja keluar dari kamar mandi yang terdapat di dalam kamar itu masih menatap heran pada Aisyah yang terlihat murung.
"Mbak Aisyah, udah dicari nanti atau besok lagi. Sekarang kita jamaah dulu di masjid." Ning Zahra mengingatkan Aisyah sambil menggunakan mukenanya. Aisyah menoleh pada Zahra yang sudah selesai menggunakan mukena.
"Ning, boleh nggak libur jamaah dulu?" tanya Aisyah sambil memasang wajah iba. Ia benar-benar tidak tenang saat ini, karena buku itu begitu berarti baginya. Buku itu menjadi penyemangat dirinya dikala sedih ataupun bahagia.