"Sepertinya iya, mudah-mudahan buku ini milik santri di pesantren kita. Karena jika bukan, aku nggak tau harus mengembalikan buku ini pada siapa," ucap Gus Hanafi.
"Iya bener itu Gus, tapi saya penasaran dengan isi buku itu. Pasti di dalam ada nama pemilik, apa nggak dibuka aja sebentar Gus?" pinta Kang Aziz yang masih menyuruh Gus Hanafi untuk membuka buku itu.
"Nggak usah dibuka Kang Aziz, kan bukan milik kita. Seperti yang aku katakan tadi jika buku diary itu sifatnya sangat pribadi. Jadi aku nggak mau buka, biarlah nanti mereka yang kehilangan akan mencarinya di kantor," tutur Gus Hanafi sambil memandangi sampul buku berwarna ungu tersebut. Ia tidak salah lagi, itu seperti buku yang dia berikan pada seseorang di masa kecilnya dahulu.
"Gus, saya umumkan di santri putri apa gimana? Biar mereka yang kehilangan akan tau nantinya." Kang Aziz menawarkan pendapatnya pada Gus Hanafi, namun Gus Hanafi hanya menggeleng perlahan. Ia masih tetap ingin buku itu berada di tangannya.