Chereads / Dejavu Ayra / Chapter 4 - Bab 3 . Mobil Merah Mewah

Chapter 4 - Bab 3 . Mobil Merah Mewah

Ayra masih tertegun saat melihat ada kotak kondom dibawah jok bangku yang dia duduki saat pena dia terjatuh dan berusaha mengambilnya. Pak Riko tidak menyadari perubahan mimik muka Ayra yang terlihat kaget itu, karena dia asik menyetir dan melihat ke arah depan.

Ayra berusaha tetap tenang,karena dia tidak mau sikapnya mencurigakan.

"Apa yang jatuh Ay? tanya pak Riko

"ohhh, ini penaku jatuh kak" jawabnya

Sesampainya didepan rumah, Ayra hendak langsung membuka pintu mobil, tapi tangannya ditarik pak Riko dan dia langsung tiba tiba mencium bibir Ayra. Ciuman itu berlangsung lama sekitar 5 menitan. Walaupun daerah rumah Ayra sepi,karena Ayra tinggal di perumahan elit.Rumah yang dihibahkan ayahnya untuk Ayra dan ibunya karena telah setuju bercerai.

"Besok pagi kakak jemput ya ? Kita pergi sekolah bareng, gimana? tanya Riko setelah puas menikmati bibir mungil Ayra.

"Ngga usah kak,besok aku naik angkot saja.Lagian mau datang lebih awal sudah janjian sama Nia" jawab Ayra.

"Bukan sama Vino kan? canda Riko

Ayra hanya tersenyum dan menutup pintu mobil.

Pak Rikopun berlalu,dan Ayra masuk ke dalam halaman rumahnya. Ayra kaget karena ibunya sudah berada dalam mobil dan menyuruh Ayra agar membukakan pagarnya.

"Ra, ibu mau ke toko dulu sebentar ya,karena ada barang masuk dan harus ibu lihat langsung" ucap Bu Astrid yang memang ibu Ayra punya beberapa toko bahan pokok dan juga butik baju. Makanya walaupun bercerai dari pak Theo ayah Ayra ,ibunya merasa biasa saja dalam kehidupannya. Toh dalam segi ekonomi dia masih bisa menghidupi dirinya sendiri dan anak tunggalnya Ayra.

"hmmm, iya deh Bu hati hati di jalan ya" jawab Ayra sambil membuka gerbang pagar tinggi rumahnya yang berwarna emas itu.

Rumah Ayra walaupun hanya 1 lantai tapi halaman depan dan belakangnya terlihat luas,bahkan ada mini kolam renang dibelakang rumah dan kolam ikan di halaman depan rumahnya.

Sangat cukup ditinggali oleh sang ibu dan anak. Tapi ada 1 asisten rumah tangga dirumahnya bernama mbok Jum. Mbok Jum yang sudah merawat Ayra dari bayi. Bahkan bisa dibilang Ayra lebih dekat dengan mbok Jum dibanding ibunya sendiri.

"Non Ayra,itu mbok sudah masakin ayam goreng mentega kesukaan kamu,jangan lupa dimakan ya Non,, o iya ada perkedel kentang juga" ucap mbok Jum ke Ayra

Hanya Mbok Jum yang perhatian dan tahu apa kesukaan dari Ayra..

Jarang sekali ibunya masak untuknya,kesukaan makanan Ayra pun mungkin ibunya tidak tahu.

"Iya mbok, nanti aku makan . Ayra mau mandi dulu nih ,nggak enak badan sudah lengket sama keringat gini" jawab Ayra

Ayra masuk kedalam kamarnya yang memang dalam tiap kamar tidur dirumahnya pasti ada kamar mandi juga didalamnya.Sekalipun kamar tidur pembantu.

Saat Ayra membuka kancing kemejanya dia teringat akan kejadian tadi dengan Pak Riko. Muka Ayra memerah karena marah dengan dirinya sendiri.

Ayra membuka semua yang melekat di tubuhnya termasuk celana dalam yang terlihat sedikit lembab karena gairahnya tadi.

Ayra membuka kran shower dengan setelan air hangat dan membasahi semua tubuhnya dari ujung kaki sampai ujung kepalanya. Bernyanyi dengan keras agar bisa melepas penat yang ada dalam dirinya. Itu sudah menjadi kebiasaan Ayra dari dulu.

Setelah rapih memakai piyama tidur warna hitam kesukaannya Ayrapun bergegas untuk ke ruang makan. Terlihat disana meja panjang dengan 8 kursi,padahal meja makan itu tidak pernah diduduki lengkap oleh kami sekeluarga. Bahkan dulu saat ibu dan ayahnya sebelum bercerai, karena mereka sibuk masing-masing dengan pekerjaannya.

Malah Ayra suka makan dengan mbok Jum, walaupun mbok Jum terus menolaknya karena bagi mbok Jum nggak pantas seorang pembantu makan bersama dengan majikan diatas meja yang sama.

Tapi Ayra tidak menganggap mbok Jum sebagai pembantu,melainkan sebagai neneknya sendiri.

Dengan lahap Ayra memakan ayam goreng mentega itu, karena hari sudah menjelang malam Ayra tidak makan nasi takut tubuhnya tidak seksi lagi. Mbok Jum hanya tersenyum senang melihat Ayra lahap memakan masakannya itu.

Kejadian sebelumnya Ayra dengan Vino

"Terserah kamu Vin,kalau kamu punya pikiran jelek sama aku.Toh kamu bukan siapa siapa aku lagi ,j adi tolong jangan ikut campur urusanku! kamu urus saja diri kamu sendiri ! ucap Ayra kesal sambil berontak berusaha melepaskan cengkeraman tangan Vino.

" okey kalau aku nggak boleh ikut campur lagi,tapi satu pintaku sekarang. Aku mau kamu mencium aku dengan penuh gairah, ya anggap saja ini ciuman perpisahan hubungan kita sebenarnya? Maukan? " tantang Vino sambil mengernyitkan keningnya.

"Baik aku akan turuti bahkan kalau kamu mau mengetes keperawanan ku? Aku siap , karena aku nggak mau kamu berpikiran jelek terhadapku!" ucap Ayra dengan santai dan sambil langsung mengecup dan menikmati bibir Vino.

Vinopun mulai menikmati bibir mungil Ayra..

Dalam hati Ayra, " gila kenapa coba aku ngomong gitu sama Vino?" .

Ayra sebenernya masih sayang sama Vino,tapi karena ancaman pak Riko,Ayra terpaksa putuskan Vino.

"Sudah puas kamu Vin?"ucap Ayra

"Apa kamu sungguh sungguh dengan ucapanmu tadi Ra? tanya Vino kembali.

"Ya aa.. aaku sungguh sungguh " jawab Ayra sedikit gugup sambil berlalu meninggalkan Vino di tempat rahasia mereka.

Mereka tidak merasa kalau ada dari kejauhan yang memperhatikan mereka, ya Pak Riko berdiri tegak dibalik tiang belakang sekolah dengan penuh amarah di mukanya.Walaupun dia tidak mendengarkan percakapan Ayra dan Vino,tapi dia melihat apa yang mereka lakukan tadi.

Pak Riko mencoba berlari mengejar Ayra tapi Ayra sudah terlalu jauh berlari keluar sekolah. Dia juga berusaha menelpon Ayra,tapi ponsel Ayra tidak aktif.Keadaan sekolah sudah terlihat sepi karena memang sudah jam pulang dari 6O menit yang lalu.

Ketika Pak Riko berjalan menuju mobil merahnya ,dari belakang ada Vino yang melihatnya.Karena selama ini Pak Riko tidak pernah parkir dihalaman sekolah,entah kenapa apa karena merasa tidak enak mobilnya terlihat begitu mewah dibanding guru guru lain bahkan kepala sekolah.Padahal dia hanya seorang guru honorer yang mendapat gaji dibawah dari guru tetap di sekolah.

Vino kaget melihat pak Riko masuk kedalam mobil merahnya,bagi Vino mobil itu sangat keren sekali.Vino lahir dari keluarga sederhana yang notabene orangtua Vino adalah pemilik rumah makan ternama dikota itu.Ada beberapa cabang rumah makan bahkan ada pula cabangnya dikota sebelah.Tapi Vino tidak pernah menonjolkan kekayaan keluarganya,baginya usahanya sendirilah yang akan membuat dia sukses dan kaya kelak. Ke sekolahpun Vino hanya naik angkot,beda dengan kakaknya Dino yang selalu merengek kepada orangtuanya untuk membelikan mobil untuk dibawanya ke kampus. Vino dan Dino mereka 2 bersaudara anak dari ibu Tantri dan Bapak Obin. Tapi walaupun mereka sama sama lelaki mereka punya perbedaan sikap, Vino walaupun anak paling kecil tapi punya cara berpikir yang dewasa.Beda halnya dengan Dino yang selalu merengek meminta apapun dari orangtuanya.

"Hebat banget tuh Riko,gw ikutin ahh"ucap Vino dalam hati.

Kebetulan Vino bawa motor kesekolah,karena pagi tadi dia bangun kesiangan.

Vinopun tambah kaget sesaat dia melihat Riko berhenti di...