Zayn, Rana, dan Sarita berbincang saat baru saja menyelesaikan makan malamnya.
"Rupanya Julia menggali lubang kuburnya sendiri," cetus Sarita, saat mereka masih berada di ruang makan.
"Iya, dia terlalu ketakutan perusahaannya di ambil alih. Padahal kita masih memberikannya waktu untuk menenangkan diri, tetapi dia tidak sabar ingin segera bangkrut," sahut Rana.
"Jadi bagaimana sekarang?" tanya Zayn.
"Apa boleh buat, dia tidak sabar. Lakukan saja sekarang, aku juga sudah tidak sabar melihat dia menangis kehilangan perusahaan itu," jawab Rana.
Pagi hari, ketika Ferdian baru saja memasuki ruangannya, peehatiannya tertuju kepada sebuah amplop di meja kerja. Setelah menghempaskan tubuhnya di kursi, dia membuka amplop putih itu.
Wajahnya berubah menegang saat membaca lembaran kertas ditangannya. Dia langsung menghubungi Adrian melalui sambungan telepon.
"Adrian, kemarilah cepat!" titahnya.