Bab 206.
Bungkusan berisi bakso aku sangkutkan ke cantolan sepeda motor. Begitu kami keluar dari warung, nampak sekelompok anak muda masuk ke warungnya Mas Doel. Mereka serius banget memperhatikan Sinta. Padahal kita memakai masker.
Sepertinya salah satu dari mereka mengenal anak gadisku. Sinta yang sedang sibuk menghidupkan motor tak memperhatikan mereka. Aku senggol bahunya lalu memberi kode agar melihat ke arah sekelompok pemuda tersebut.
Begitu menoleh, Sinta langsung tertegun. Lelaki tersebut menghampiri aku dan Sinta.
"Selamat sore Tante," sapanya.
"Sore," jawabku.
"Kamu Sinta, kan?"
"Iya," sahut Sinta datar.
"Kamu apa kabar?" tanya lelaki itu.
"Baik," ucap Sinta.
"Sin ... undang aja teman mu itu, kan seminggu lagi kamu mau nikah!" bisikku.
"Hmm ... iya, deh," ucap Sinta malas.
"Kamu datang ya, minggu depan aku menikah!"
"Wahh ... selamat, ya! Insya Allah pasti aku datang," sahutnya.
"Ya-sudah, kami permisi dulu," kata Sinta.