Bab 196.
POV Vivi (bagian tiga)
Dua hari kemudian, aku tulis pesan ke Nayla, bahwa aku akan pulang kembali ke kotaku. Lain hari kita akan bertemu lagi. Ia berpesan agar aku hati-hati di jalan. "Jangan manyun terus nungguin telfon dari seseorang," ledeknya. Aku hanya menjawab dengan emoji senyum dan peluk. Aku bisa menasihati Nayla untuk bersabar dan setia dengan seorang lelaki saja, sementara aku sendiri bermain hati pada lelaki masa laluku.
Menempuh enam jam berjalanan, melalui jurang terjang di kaki gunung, akhirnya mobil keluarga yang membawaku pulang sampai di halaman rumah. Tubuh rasanya lelah sekali, begitu sampai di rumah, pegawai yang menjaga warung menyampaikan padaku ada pesanan dari langganan, yang mau di ambil besok malam. Pesan nasi plus ayam bakar komplit dengan lalapan dan sambal kecapnya.
