Bab 115.
Aku duduk di teras sambil mengeluarkan hape dari kantong celana. Berselancar di aplikasi berwarna hijau dan masih banyak saja teman yang mengucapkan selamat dan mendoakan semoga lancar sampai harinya. Aku terharu, semoga doa mereka di dengar oleh Allah, Aamiin.
Lima belas menit kemudian, Meysa keluar dengan berpakaian rapi. Tas warna pink sudah melingkar di bahunya. Dia tampak cantik dan anggun, membuatku semakin jatuh cinta.
"Mas, kok melamun sih!" panggilnya.
"Eh-oh, maaf! Kamu tu makin cantik, sih!"
Puji Derry.
"Hilihh ... masih pagi udah mulai dramanya!" ledek Meysa.
"Beneren loo! Aura pengantinnya mulai kelihatan!" ucap Derry.
"Sebentar lagi kita gak boleh bertemu lagi, karena aku harus di pingit!" jelas Meysa.
"Makanya sebelum itu terjadi, mari kita jalan sepuasnya," ajak Derry sambil terkekeh.
"Bentar ya Mas, aku pamit ke Mama dulu!" Meysa masuk lagi ke dalam rumah.