Bab 66.
Ku lihat ke arah Bang Ben, ia sudah selesai memeriksa spare part tadi, dan sekarang sedang melamun. Satu sisi aku merasa bersalah padanya, telah membiarkan hati ini menyukai lelaki lain. Di sisi lain rasa itu hadir sendiri untuk Wira, ada rasa nyaman bila saling bertukar kabar. Kalau soal curhatan sepertinya kami jarang melakukannya. Ia tergolong cowok pendiam, tapi bernyali cenderung nekat.
Dengan beraninya ia mengajakku jalan, apa tak kepikiran sama sekali di otaknya, kalau aku ini wanita bersuami. Benar-benar nekat cowok satu ini. Alasannya ia kagum dengan kepribadiaanku, suka melihat beranda medsos, itu awalnya yang membuat ia kagum.
Seorang istri dan Ibu yang sayang keluarga, ucapnya kala itu. Karena ku lihat ia banyak di kelilingi oleh wanita, justru itu aku malah tertantang untuk menaklukan hatinya. Sama-sama suka dengan hal yang nekat, apa aku memasuki puber yang kedua, entahlah?!
*******