Bab 259.
Sudah tiga hari ini ku dengar Sinta demam. Ia masih di rumahnya sendiri, sambil tiduran Sinta video call ke hapeku.
Derrtt ... derrtt ...
Hapeku bergetar, terlihat di layar, Sinta sedang melakukan panggilan video call.
["Assalamu'alaikum, Bu!"] terdengar suara di sebrang telfon.
["Wa'alaikumsalam, sedang apa Sin?"] tanyaku
["Sinta sedang demam, Bu! Napas terasa sesak sekali, tubuh kadang hangat, kadang menggigil,"] katanya.
["Loh, kenapa kamu gak minta antar ke sini sama Yogi?"] tanyaku.
["Yogi bingung hendak bawa Sinta ke klinik atau Rumah Sakit, Bu!"] jelasnya.
["Memangnya rasa sesak itu tak tertahankan lagi ya?"] tanyaku.
["Iya, Bu. Kemarin ke Rumah Sakit, hasil USG-nya menunjukkan kalau bayi dalam perut hampir empat kilo,"] jelas Sinta.
"Waduh ... pantesan sesak, napas kamu." ucapku sambil menatap kasihan wajahnya.
["Ya-sudah, entar malam kalian menginap di rumah Ibu aja! Biar sementara Nina tidur di kamar Ibu aja!"] saranku.