Bab 255
Sinta tersenyum sambil mengeluarkan uang kertas berwarna merah. Ia panggil pelayan tadi, lalu menyerahkan uang di tangannya. Tak lama pelayan itu datang membawa uang sisa kembali-an. Sinta menyelipkan selembar uang kertas ke tangan pelayan tersebut sambil berucap.
"Nah ini, untuk uang rokoknya, ya, Bang!"
"Oh-terima kasih banyak, Kak!" sahutnya.
Kami pun keluar dari rumah makan menuju halaman parkir. Sinta merogoh tasnya untuk mencari kunci motor. Lohh, kok gak ada? Sinta rogoh lebih dalam lagi. Aku melihat kepanikannya, lalu berkata.
"Kamu ini memang teledor dan gak fokus, ini kunci motor masih tergantung. Untung tadi Ibu lihat dan langsung simpan ke dalam tas!" ucapku.
"Maaf-kan, Bu! Sinta sudah lelah duluan, jadi begini-lah gak fokus lagi."
"Ya-sudah, biar Ibu yang mengendarai motor kamu!" Sinta langsung naik ke boncengan sambil memakai helm.