Bab 229.
Dari jauh aku perhatikan Wira, sepertinya hendak pulang. Ia merogoh saku lalu mengeluarkan amplop dan menyelipkan ke tangan Bang Ben. Tak lama Kak Eli keluar dari dalam rumah sambil menenteng bungkusan. Ia menyelipkan ke tangan Wira.
Bang Ben langsung garuk kepala, lihat tingkah konyol kakaknya. Hm ... seperti baru menghirup udara segar di tengah sempitnya ruangan, Kak Eli menarik nafas lega.
Entah memang kebetulan, atau tidak. Mobil Kak Eli tadi sore di bawa pulang oleh Tika. Sampai sekarang belum datang kembali menjemput mamanya. Jadi Kak Eli inisiatif untuk sekalian minta di antar pulang oleh Wira. Aku dan Bang Ben saling tatap dan bingung lihat sikap Kak Eli.
"Aku pamit ya, Bang Ben, Nay!" ucap Wira sambil menjabat tangan kami.
"Iya, hati-hati! Kakakku jangan sampai lecet, harus di antar sampai depan pintu, ya!" canda Bang Ben.
"Iya ... santai aja, kami langsung pulang kok! Gak belok lagi," balas Wira sambil melirik ke arahku.