Bab 209.
Derrtt ... derrtt ...
Hapeku tiba-tiba bergetar, siapa yang kirim pesan pagi begini, pikirku. Melihat nomornya, seperti yang kirim pesan ke aku kemarin malam. Itu nomor hape keponakan Bang Ben yang di luar kota. Aku sempat beri kabar ke beliau kalau Sinta hendak menikah dan resepsi.
Awalnya keponakan Bang Ben, akan sewa papan bunga untuk kado pernikahan Sinta. Tapi ku bilang, sudah ada papan bunga dari sekolah tempat mengajar Sinta. Lalu papan bunga dari keluarga Yogi dan ada anggota dewan yang sedang kampanye, berikan papan bunga juga.
Nah, sepertinya nomor ini, yang kirim pesan masuk ke hapeku. Dan benar saja, Ridwan kirim sejumlah uang lewat transferan ke nomor rekeningku. Gantian, aku yang nunjukin isi pesan ini ke Sinta.
"Alhamdulillah, hari ini rejekinya lewat transferan ya, Bu," celetuknya.