Bab 208.
Si Nina kok lama banget mengambil piring dan air minum aja, pikirku. Gak sabar aku susul ia ke dapur. Begitu di panggil namanya, eehh, dia malah di dalam kamar mandi sedang BAB.
"Oalah dekk ... dekk, malah buang hajat," ledekku sambil terkekeh.
"Makanya makan gorengan jangan sambil jalan," ejekku.
"Iya, Bu, perut Nina mulas banget ini," sahutnya dengan suara di tutup hidung.
Hmm ... langsung ku ambil piring dan air minum. Sudah haus dari tadi malah yang di tunggu sedang BAB. Begitu sampai di teras, gorengnya udah tinggal separo aja.
"Si Ninanya mana, kok gak nongol dari tadi?" Bang Ben kepo melihat aku yang bawa piring dan minum dari dapur.
Sebelum di jelaskan, si Nina udah nongol di depan pintu. Memang dasar bocil, tingkah konyol nya, buat gemas ajaa.
"Loh, gorengnya kok tinggal separo, Bu?" tanya Nina.
"Sudah panggil dulu, Kak Sinta sama Bang Raka, suruh ke sini!" titahku.