Bab 174.
Ombak pertama selesai, para pengunjung beralih berenang dan mendorong ban ke kolam arus. Nah di wahana ini, kita bisa berenang sepuasnya. Dalam air kolam kira-kira sedada orang dewasa. Harusnya sangat kuat, hingga ban ukuran jumbo bisa hanyut dengan sendirinya. Karena kelelahan berjoget, Bang Ben duduk santai di atas ban sambil beranyut. Aku dan Nina berenang di bawah di samping ban-nya.
"Ayah ... pegang kuat ban nya ya, Nina mau bergelantung di pinggir ban sambil berenang!"
"Awas kelelep, entar perut kamu buncit kebanyakan minum air kolam," ejek Bang Ben.
"Nay ... sini naik ke atas ban ini!" serunya.
"Aku mau beranyut aja, asik lebih seru! Kalau duduk di ban entar panas kena matahari."
"Hmm ... elleh, takut kali kulit wajahnya hitam," sindirnya.
"Hii ... hii, iya dong! Skincare harganya mahal shayyy!" ledekku.
"Nayy ... kamera yang tergantung di leher kamu, fungsiin dong, jangan cuma di bawa aja," pinta Bang Ben.