Bab 160.
Aku masih asik memperhatikan Bang Ben dan kakaknya menghitung barang. Sesekali aku video dan fotokan mereka berdua. Benar mirip sekali wajah mereka, bagai pinang di belah dua. Ada persis lelaki dan wanitanya. Dari tadi sudah ada beberapa pembeli yang singgah di kios Bang Ben ini. Sebenarnya sudah bagus suamiku bekerja di kios ini, tapi karena baru, masih harus mencari pelanggan agar omzet bisa bertambah terus.
Kalau sedang sepi, biaya perhari kadang tak bisa di penuhi. Jadi uang modal yang di pakai untuk makan. Makanya aku kasi dua pilihan ke Bang Ben agar ia bisa berpikir sendiri jangan plin-plan. Sedang menghitung serius tiba-tiba ada seorang wanita muda seumuranku, masuk ke kios ini. Ia bertanya padaku, sedang mencari Bang Ben gitu.
Sejak kapan Bang Ben berteman dengan wanita, pikirku. Begitu ku jawab kalau dia sedang sibuk. Wanita itu sedikit bingung dan bertanya ke aku.
"Kakak siapanya Bang Ben?" tanya wanita itu.
"Hmm ... aku istrinya Beni," jawabku.
