Bab 131.
Sekarang aku cukup bahagia, punya keluarga dan anak-anak yang bisa di andalkan. Teman curhat paling aman ya, kedua anak gadisku. Yang akan menutup aib keluarga tanpa ada orang yang tau.
"Bu, kenapa? Kok wajahnya sedih sambil lihat hape?" tanya Sinta mengagetkan.
"Hmm ... biasalah, teman segrup lagi kumpul di rumah ketua yang baru!" jelasku.
"Sudahlah Bu, gak usah sedih! Teman untuk tertawa itu banyak, tapi untuk menangis jarang ada!" ingatnya.
"Kamu benar, Sin! Ibu gak papa kok!" sahutku.
"Gak usah sedih, kan ada kami! Anak-anak Ibu yang siap menemani kemana pun Ibu mau!" bujuknya.
"Ho,ohh ... jadi terharu nih!" celetuk Nina.
Kami pun berpelukan, sambil selfi. Tetap, dalam situasi apapun, wajib di abadikan dengan video dan berswafoto. Naluri wanitanya tak bisa di pungkiri jika melihat tempat yang cantik dan menarik pasti cekrekk ... cekreek.
********