Rafael berdecak. Dia berpikir harusnya dia memberi penjelasan yang lebih baik.
"Alesya sini," perintah Rafael.
Alesya mendekati Rafael. Tubuh dia diangkat ke atas meja oleh pria itu lalu kekasihnya duduk di atas meja.
"Apa?" tanya Alesya.
"Kamu tahukan kita selama menjadi sepasang kekasih baru belakangan ini kita bisa lebih dekat, sebelumnya aku harus membayangkan kamu saja. Kita jarang bertemu," kata Rafael.
"Oh, jadi kamu bermain dengan wanita lain," balas Alesya dengan mata berkaca-kaca.
"Alesya my baby, aku tidak pernah bermain dengan wanita lain. Hnya kamu satu-satunya di otak dan hatiku. Aku memuaskan diriku sendiri, Alesya. Puas mendengar tentang ini?" tanya Rafael.
Alesya membulatkan matanya saat mendengar ucapan frontal Rafael. Dia tahu Rafael selama ini menahan diri terus-menerus.
"Maaf," kata Alesya.
"Tidak apa-apa, Alesya. Aku tahu kamu akan menjadi istriku nantinya, aku akan selalu membuat kamu menjadi ratuku," balas Rafael, membelai pipi Alesya.