Chereads / Theodor Obsession / Chapter 12 - Confuse

Chapter 12 - Confuse

Beberapa jam kemudian, waktunya pulang sekolah sudah tiba. Kaila bersama teman-temannya langsung pergi ke kamar mandi untuk menukar pakaian mereka.

"Lu pakai baju apa untuk menonton latihan basket?" tanya Christine.

"Lu lihat aja nanti. Pasti lu akan sangat terkejut," jawab Kaila.

Kaila masuk ke dalam bilik kamar mandi sambil membawa tas berisi pakaiannya. Tidak lama dia keluar sudah memakai baju crop tee dan rok celana mini yang dapat menampilkan paha putih mulusnya.

"Gila, seksi banget lu," kata Christine.

"Iyalah. Gue ini cantik, jelas pakai baju apa pun pasti seksi," balas Kaila dengan penuh percaya diri.

"Udah yuk kita ke lapangan sekarang. Nanti keburu mulai latihannya," ajak Margaretha.

Mereka semua melangkahkan kaki menuju lapangan basket. Mereka mendudukkan diri di kursi penonton.

"Kaila, pada cakep-cakep tuh," kata Christine heboh.

Para pemain basket yang berada di lapangan mulai melakukan pemanasan. Theodor melihat Kaila yang sedang tertawa bersama teman-temannya mengenakan pakaian seksi menggeram kesal.

"Theo, ayo kita mulai sekarang," ajak Stevanus.

Kaila dari kursi penonton melihat ketampanan Theodor terkagum-kagum, tapi secepat kilat dia mengalihkan pandangan dia saat melihat Theodor menatap ke arahnya.

"Kaila, dukung aku!" teriak Richard dengan senyum manisnya.

Kaila membalas senyuman Richard membuat Theodor yang melihat interaksi mereka berdua merasa sangat kesal.

Bugh

Tiba-tiba sebuah bola basket melayang dengan kencang hingga menyebabkan Richard terjatuh. Semua orang menolong Richard kecuali Kaila. Dia takut dengan tatapan mata Theodor yang sudah seperti mau membunuh seseorang. 

"Aku tidak apa-apa," kata Richard.

"Makanya jangan kebanyakan lihatin Kaila terus," tegur Nora.

"Kaila, bawain minuman buat Richard!" teriak Christine saat melihat Kaila masih berada di kursi penonton.

Kaila mengambil sebotol air lalu memberikannya ke Richard. Sekali teguk Richard menghabiskan air putih itu.

"Terima kasih, Kaila," kata Richard.

"Sama-sama," balas Kaila.

Theodor melihat Richard dan Kaila sangat mesra langsung pergi dari sana. Dia muak melihat adegan tidak penting terjadi di hadapannya.

"Lu benar-benar cari masalah sama Theo," kata Stevanus ketus.

"Gue enggak pernah mencari masalah sama Theo. Gue cuma mau berteman sama Kaila aja kok," balas Richard.

"Richard, aku ambil kotak P3K dulu ya," kata Kaila.

"Enggak usah," tolak Richard.

"Udah, nanti malah bengkak," balas Kaila.

Kaila berlari menuju UKS melewati lorong sekolah yang mulai gelap. Saat sudah di UKS, dia langsung mengambil kotak P3K lalu keluar dari ruangan itu.

"Ini kan sudah sore ngapain kamu masih di sini?" tanya Jaja.

"Saya lagi melihat kakak kelas main basket, Pak," jawab Kaila tersenyum paksa. Dia kesal dengan Jaja yang selalu saja suka mengatur.

"Oke, Kaila," balas Jaja dengan senyum manisnya.

Kaila langsung pergi dari sana menuju ke lapangan setelah berpamitan pada Jaja. Dia tidak suka berlama-lama dengan guru itu.

"Kaila," panggil Jaja.

Kaila tidak menghiraukan panggilan Jaja, tapi tiba-tiba tangannya ditarik hingga tubuh dia masuk ke dalam pelukan Jaja.

"Pak, lepas," pinta Kaila dengan air mata mulai mengalir.

"Tidak, Manis. Ayo ikut Bapak ke ruangan," kata Jaja dengan smirk miringnya.

Bugh

Tiba-tiba Jaja dipukul oleh seseorang hingga terjatuh ke lantai. Mata Kaila seketika membulat saat melihat ternyata Theodor yang memukul Jaja.

"Theo, tolongin aku," mohon Kaila.

Theodor memukul Jaja terus-menerus tanpa ampun. Dia tidak suka miliknya diganggu orang lain.

"Masih mau memakai pakaian seksi?" tanya Theodor dengan tatapan tajam.

Kaila terdiam. Dia masih dalam mode mencerna apa yang terjadi pada dia saat ini.

"Aku harus ngambil kotak P3K dulu untuk Richard," kata Kaila.

Theodor mendengus kelas melihat Kaila pergi dari hadapannya.

"Sekali lagi kau menyentuh tubuh Kaila siap-siap saja kehidupan anda akan menderita selamanya," bisik Theodor sambil mencengkram kerah kemeja Jaja.

Bugh

Theodor menendang kaki Jaja lalu berjalan menyusuri koridor sekolah. Dia melihat dari jauh Kaila sedang mengobati Richard mengepalkan tangannya.

"Richard, kau benar-benar cari mati," kata Theodor.

Tidak lama Noah yang merupakan asisten kepercayaan Theodor mendekatinya. "Tuan, apa anda sudah mau pulang?" tanya Noah.

"Ya, aku mau pulang sekarang. Kau jaga Kaila. Belum saatnya aku mengekang dia," jawab Theodor.

Theodor berjalan dengan pelan menuju mobilnya sambil sesekali menatap ke arah Kaila yang masih mengobati luka Richard. Saat sudah di dalam mobil, dia langsung melajukan mobil dengan kecepatan tinggi menuju rumahnya diikuti para pengawal.

***

Kaila dan teman-temannya masih berada di lapangan.

"Kaila, makasih ya sudah mau mengobatiku," kata Richard.

"Sama-sama," balas Kaila tersenyum manis.

"Kaila, aku antar pulang yuk ini udah sore," ajak Richard.

"Aku bawa mobil sendiri," balas Kaila.

"Bagaimana kalau aku mengikuti kamu dari belakang aja?" tanya Richard.

"Terserah kamu sih. Aku sih tidak masalah kalau pulang sendirian," jawab Kaila.

Mereka berdua berjalan bersama menuju mereka mobil masing-masing setelah berpamitan pada teman-temannya. Sesekali Richard menatap Kaila yang sangat cantik.

"Silahkan masuk, Kaila," kata Richard membukakan pintu mobil.

Kaila masuk ke dalam mobil. Dia mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah setelah melihat Richard sudah berada di dalam mobilnya.

***

Tidak lama mobil mereka sudah sampai di depan rumah. Kaila turun dari mobil menghampiri Richard yang sudah berhenti di belakang mobilnya.

"Richard, terima kasih sudah menemani aku sampai rumah. Besok-besok aku baru ajak mampir soalnya ini udah sore," kata Kaila.

"Besok kamu ada acara enggak?' tanya Richard.

"Enggak ada," jawab Kaila.

"Gimana kalau besok kita pergi nonton bioskop?" tanya Richard.

"Nanti aku kabarin," jawab Kaila.

"Baiklah, aku pulang sekarang ya," pamit Richard.

Kaila melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah setelah melihat mobil Richard sudah pergi. Langkah kaki dia terhenti saat melihat mamanya menyambut dia.

"Tadi sama siapa?" tanya Rebecca.

"Sama Richard," jawab Kaila.

Rebecca merasa sangat kecewa, ternyata bukan Theodor yang mengantar Kaila.

"Kamu belum baikan sama Theo?" tanya Rebecca.

"Udah kok, Ma. Tadi dia nolongin aku," jawab Kaila.

"Nolongin kamu? Emang kamu kenapa? Kamu baik-baik saja kan, Princess?" tanya Rebecca menangkup pipi Kaila.

"Aku baik-baik saja, Ma. Tadi hanya ada sedikit insiden. Papa belum pulang?" tanya Kaila.

"Belum, Sayang. Lebih baik kamu bersih-bersih dulu sana sebelum papa kamu pulang," balas Rebecca.

"Oke, Ma," kata Kaila.

Rebecca melihat Kaila sudah naik ke atas mengambil ponselnya lalu menelepon nomor telepon Sienna. Tidak lama panggilan telepon itu diangkat.

"Hallo, Rebecca. Ada apa?" tanya Sienna.

Rebecca meminta maaf pada Sienna atas perlakuan Kaila. Dia berusaha meyakinkan Sienna bahwa dia akan membuat putrinya secepat mungkin berbaikan dengan Theodor.

"Mereka sudah sama-sama dewasa, biarkan mereka memikirkan sendiri. Mereka itu saling membutuhkan, tapi memiliki gensi yang tinggi," kata Sienna.

"Iya. Tadi ada cerita dari Kaila, katanya dia ditolongin sama Theodor. Cuma gue enggak tahu nolongin apa," balas Rebecca.

"Wah, kalau soal itu gue juga enggak tahu soalnya Theo belum pulang nih dari sekolah," kata Sienna.