Beberapa menit telah berlalu. Aleysa sudah sadar, tapi dia tidak bisa melihat apa pun. Matanya ditutup dengan kain dan kedua tangan dia terikat di sisi ranjang.
"Tolong! Siapa pun tolong lepasin aku!" teriak Aleysa.
Aleysa menarik-narik tangan dan kakinya juga, tapi tidak bisa lepas. Kedua kakinya juga diikat di sisi ranjang bawah.
Seorang pria menatap Aleysa dari atas sampai bawah. Dia tersenyum dan melanjutkan kegiatannya lagi. Dia tengah melukis Aleysa dalam keadaan terikat.
"Hai, Aleysa. Aku sangat merindukan kamu," kata seorang pria yang menggunakan topeng.
"Lepaskan aku!" teriak Aleysa.
Pria itu makin mendekati Aleysa lalu menindih perempuan itu, tapi mendadak suara kencang dari wanitanya membuat dia seketika murka.
Plak
Wajah Aleysa ditampar hingga berbekas merah. Dia langsung keluar dari ruangan itu setelah mengunci pintu.
"Tolong!" teriak Aleysa dari dalam kamar.