Theodor tentunya tidak tega untuk mematahkan impian Kaila. Dia menatap Kaila yang menatap dia dengan raut wajah kecewa.
"Oke aku akan berpikir untuk kuliah di London juga," kata Theodor.
Kaila melongo saat mendengar ucapan Theodor. Dia pikir Theodor tidak akan mau pergi ke sana apalagi di sini ada Aleysa yang harus Theodor jaga.
"Beneran?" tanya Kaila memastikan.
Kaila seperti mendapat tamparan keras saat ini. Dia tidak menyangka Theodor akan mengabulkan keinginannya yang satu ini.
"Benaran," jawab Theodor.
Kaila langsung memeluk Theodor dan berterima kasih kepada Theodor. Dia bahkan mengecup bibir Theodor dan mengalungkan tangannya pada leher kekasihnya.
"Sama-sama," kata Theodor terkekeh.
Theodor merasa sangat gemas dengan tingkah Kaila. Rasanya dia ingin sekali segera meresmikan hubungan mereka di pernikahan. Theodor jadi membayangkan bagaimana nanti saat dia punya anak dengan Kaila.
"Rapikan pakaianmu, kita akan pulang sekarang soalnya semua orang sudah menunggu kita di butik," kata Theodor.
Kaila merapikan pakaiannya. Setelah itu, dia melangkahkan kaki bersama Theodor menuju mobil.
"Silahkan masuk, Tuan," kata Noah.
Theodor dan Kaila masuk ke dalam mobil disusul Noah yang duduk di kursi pengemudi setelah menutup pintu.
"Kita mau ke mana, Tuan?" tanya Noah.
"Langsung ke butik saja, semua keluarga saya dan Kaila sudah menunggu," jawab Theodor.
Perlahan mobil itu mulai melaju meninggalkan halaman sekolahan. Sepanjang di perjalanan, Theodor mengajak Kaila berbicara.
"Theo, aku mau beli ponsel dong," pinta Kaila dengan tatapan polos.
Theodor membelai lembut rambut Kaila. "Aku sudah meminta salah satu pengawalku untuk membelikan ponsel terbaru. Ingat nomor-nomor tertentu saja yang boleh kamu simpan, mengerti?" kata Theodor.
"Siap, Bos," balas Kaila lalu mengecup pipi Theodor.
Theodor tersenyum miring melihat sikap Kaila yang sekarang sangat manis padanya.
"Oh iya nanti kamu mau menggunakan gaun warna apa?" tanya Theodor.
"Gaun warna merah terus kamu pakai tuxedo warna hitam aja. Kan keren tuh, black red," jawab Kaila.
"Oke aku ikut kamu aja. Nanti kita sekalian milih cincin juga aja ya, enggak jauh dari butik itu ada toko perhiasan," kata Theodor.
"Oke," balas Kaila.
"Aku jadi penasaran dengan apa yang akan dilakukan Richard agar pertunanganku sama Theo gagal," gumam Kaila.
Tidak lama mobil yang dikendarai Noah sampai di depan butik. Kaila bersama Theodor keluar dari mobil berjalan masuk ke dalam butik. Saat sudah di dalam, mereka langsung disambut oleh pemilik butik dan di sana sudah ada keluarga mereka yang menunggu.
"Mama," panggil Kaila.
Rebecca memeluk Kaila dengan erat. Dia sangat kangen dengan putrinya yang manja.
"Mama kangen banget sama kamu," kata Rebecca sambil menangkup wajah Kaila.
Rebecca melihat bibir putrinya yang agak bengkak mendekati telinga Kaila. "Ganas juga ya calon menantu Mama. Bibir kamu sampai gitu," bisik Rebecca sambil cekikikan.
"Apaan sih, Ma," rengek Kaila.
"Mama waktu sama papa kamu mah lebih agresif," balas Rebecca.
"Auhh ahh," kata Kaila.
"Ayo calon mantu Mama Sienna fitting baju," ajak Sienna semangat.
"Tuh, calon mertua kamu semangat banget," kata Lisa.
"Iya, Grandma. Aku juga senang kok," balas Kaila sambil memeluk Lisa.
Lisa begitu bahagia melihat keluarga mereka bisa bersatu seperti sekarang. Tidak ada pertikaian untuk saat ini.
"Semoga lain waktu tidak ada pertengkaran lagi," gumam Lisa.
Kaila menuju sebuah ruangan yang berisi banyak sekali gaun limited edition. Dia diberikan beberapa gaun berwarna merah, tapi banyak yang Theodor tolak karena terlalu terbuka membuat Kaila mendengus kesal. Dia sudah bolak-balik mencoba beberapa gaun, tapi tetap saja ditolak.
"Aku enggak mau coba lagi deh. Terserah Theodor wajah, kesal," kata Kaila sambil duduk di sofa dan sudah dalam mode ngambek.
Theodor yang melihat Kaila ngambek merssa takut. Dia tidak mau semuanya gagal hanya karena gaun.
Pemilik butik tidak lama membawakan gaun terakhir. Gaun berwarna merah dengan hiasan batu swarovski di pinggangnya, serta bagian atas gaun itu terdapat renda-renda yang ada mutiara menghias di atas jadi tidak terlihat terlalu terbuka walaupun tidak berlengan.
"Sayang, yang ini bagus loh," kata Theodor membawa Kaila ke dalam dekapannya.
"Ya udah kalau bagus kamu aja yang pakai," balas Kaila kesal.
"Loh, ini kan buat perempuan," kata Theodor memelas.
Samuel berdeham membuat pembicaraan Theodor dan Kaila terhenti. Dia tidak enak dengan keluarga Arga saat ini. Semua sudah fitting tinggal Kaila saja.
"Kaila jangan seperti anak kecil. Kasihan tuh Theodor," tegur Samuel menggeleng-gelengkan kepalanya.
Rebecca yang takut Samuel marah besar sama Kaila mendekati Kaila dan membisikkan sesuatu membuat Kaila akhirnya menurut.
"Mamaku emang paling bisa asyik, aku bakal dapat uang jajan tambahan buat party di klub," gumam Kaila dengan senyum kecilnya.
Theodor yang tidak tahu apa yang dibicarakan hanya bisa berspekulasi sendiri.
"Mari saya bantu, Nona," kata pegawai butik.
Kaila melangkahkan kaki ke fitting room. Saat sudah di dalam, dia dibantu pelayan butik untuk memakai gaunnya yang sedikit panjang. Tak lupa gaun itu juga dipadukan dengan sepatu tinggi berwarna senada. Sepatu itu terdapat tali melingkar untuk di kaki dan terbuat dari emas putih.
"Lumayan juga pilihan Theo," gumam Kaila.
Saat dia sudah keluar, semua yang ada di sana terpanah dengan kecantikan Kaila. Kaila bisa dibilang perpaduan antara Samuel dan juga Rebecca, benar-benar sempurna.
"Wah, calon menantu Mama cantik banget," puji Sienna.
"Anak siapa dulu, anak gue gitu loh," balas Rebecca.
"Iya-iya anak lu deh," kata Sienna.
"Sudah oke kan dengan baju itu? Nnanti di atas kepala Kaila apakah akan dipakaikan mahkota?" tanya Arga.
"Paling hairclip kayak bando gitu ya, Sienna, supaya simple kan ini baru pertunangan. Nanti saat pernikahan mereka baru akan lebih sempurna," kata Rebecc.
"Aku sih terserah Kaila aja maunya bagaimana," balas Sienna.
"Aku hairclip aja deh, Ma, biar enggak terlalu rame juga," kata Kaila.
"Oke anak Mama yang cantik," balas Rebecca.
"Jadi sudah deal kan?" tanya Leo.
"Iya, Grandpa. Aku sudah oke kok dengan gaun ini. Cucu Grandpa cantik kan?" kata Kaila.
"Dari dulu selalu cantik," balas Leo.
"Hahaha, iya cucumu cantik sama cucuku nanti pasti anak mereka akan sempurna. Jadi enggak sabar gendong cicit," kata Roman.
"Papa, ihh, Kaila masih muda masa suruh bikin cicit sekarang. Biarkan mereka pacaran dulu," tegur Reine.
"Iya juga ya biar puas kayak waktu kita muda dulu," balas Roman sambil memeluk istrinya.
"Kalian berdua bikin aku iri aja," kata Arga.
"Kamu sama istri kamu lah. Walaupun sudah tua harus tetap romantisan dong, nanti para wanita cari brondong," balas Roman.
Sienna menggeleng-gelengkan kepala saat mendengar ucapan mertuanya yang terkadang tidak terkontrol.
"Papa jangan bicara macam-macam," tegur Reine.