Stevanus memeluk Nora dengan erat. "Iiya aku tahu dekat sama orang tua kita, tapi kita harus hidup mandiri nanti saat kamu bisa kepegang anak kita nanti," kata Stevanus.
"Oke, tapi pakai babysitter kan?" tanya Nora.
"Iya, Sayang. Masa aku tega si biarin istriku ini kelelahan. Kamu yang sudah hamil yang, terus lahirin sama rawat aku dan anak kita," jawab Stevanus.
"Ah, bisa aja kamu. Makin cinta deh," kata Nora.
"Iya, Sayang," balas Stevanus.
Nora menatap perutnya lalu membelai lembut perutnya sambil duduk di atas tikar. "Semoga dengan adanya kamu Mama tidak nakal kayah dulu, hehehe," gumam Nora cekikikan mengingat dulunya hobi clubbing dan pergi sama cowok-cowok.
"Kamu kenapa cekikikan?" tanya Stevanus.
"Hmm, tidak apa-apa. Cuma lagi memikirkan masa laluku. Aku kan dulu nakal, moga anak kita tidak nakal kayak aku," jawab Nora.
"Kalau nakal, nanti aku hukum. Tenang saja, apalagi kalau mamanya aku hukum sampai tidak bisa jalan," kata Stevanus.