Theodor melihat Kaila sangat seksi dan menggemaskan jika seperti ini tidak sabar menunggu Kaila lulus. Mungkin akan ada sedikit pemanasan nantinya, tapi dia tidak akan merenggut paksa mahkota Kaila.
"Aku akan mengajarkan terlebih dahulu, Kaila. Aku berjanji tidak akan mengambil kesucian kamu sekarang," gumam Theodor.
Tubuh Kaila seketika merinding saat melihat jari Thedoor yang terlepas dari bibirnya dan tiba-tiba memegang tubuh dia yang lain. Bahkan Theodor tanpa tahu malu mengecup tubuh Kaila dari balik baju tipisnya.
"Aw, Theodor jangan digigit," rengek Kaila merasakan gigitan di salah satu bukit kembarnya yang masih terbungkus pakaian.
"Tidurlah, Kaila sayang. Aku tidak mau sampai menerkammu di sini. Sekali aku menerkam kamu, kita tidak akan berhenti dan akan seperti itu terus," perintah Theodor.
Kaila mengerti maksud dari perkataan Theodor. Dia benci sekaligus sedih saat memikirkan nasib dia nanti.
"Tidur. Tidak perlu melamun seperti itu," perintah Theodor.
Kaila memejamkan mata dan berakhir di dekapan Theodor lagi. Deru nafas Kaila mulai teratur membuat Theodor memperhatikan wajah cantik Kaila tertidur juga.
***
Pagi hari yang cerah dengan matahari yang mulai mengenai wajah Kaila membuat mata Kaila terbuka. Dia melihar Theodor sudah rapi dan sedang mengecek ponsel miliknya seketika rasa takut muncul.
Krak krak
Theodor meremas ponsel Kaila hingga hancur membuat mulut Kaila terbuka lebar.
"Theo, apa yang kamu lakukan?!" teriak Kaila heboh
"Kamu tidak memerlukan ponsel ini, Kaila sayang. Nanti aku akan belikan yang terbaru dan hanya ada kontak teman-teman perempuan, keluargamu dan aku di dalam ponsel itu. Tidak ada lagi pria lain, camkan itu. Kamu hanya milikku dan kebebasan kamu juga ada di tanganku. Kamu tidak lupa bukan dengan apa yang aku lakukan kemarin? Apa mau aku sebar foto-foto kamu itu?" tanya Theodor tersenyum miring.
"Sebenarnya aku tidak melakukan itu, Kaila sayang. Aku hanya ingin mwmbuatmu tunduk padaku. Sejengkal saja pria lain menyentuh bahkan melihat tubuhmu, akan aku buat mata pria itu buta dan tangannya lumpuh," gumam Theodor dengan senyum miringnya.
"Aku akan bilang ke papa dan mamaku," kata Kaila.
"Mendingan kamu mandi sekarang atau mau aku mandikan?" tanya Theodor.
Kaila mengambil pakaian yang sudah disediakan lalu melangkahkan kaki menuju kamar mandi.
Bugh
Kaila yang sudah berada di dalam kamar mandi memukul-mukul tembok. Dia benar-benar dijebak Theodor.
"Aku sudah tidak bisa bebas lagi seperti dulu," gumam Kaila.
Kaila mulai membersihkan tubuhnya dengan perasaan kesal.
***
Theodor melihat Kaila belum keluar mendengus kesal, tapi sedetik kemudian senyum terbit di bibir dia saat melihat Kaila sudah keluar dari kamar mandi dengan gaun pilihannya.
"Kamu sangat cantik, Kailaku. Sekarang kita makan pagi dulu yuk," ajak Theodor.
"Ya, tapi aku dandan dulu," balas Kaila.
"Tanpa berdandan kamu sudah cantik," kata Theodor.
Kaila mendengus kesal dan tetap berjalan menuju meja rias. Dia mulai mendandanin wajahnya dengan make up natural.
"Kalau Richard yang puji pasti aku senang, kalau Theo mah biasa aja," gumam Kaila.
Setelah Kaila selesai berdandan, Kaila dirangkul Theodor. Dia dibawa menuju restoran yang ada di hotel.
"Kaila, kamu cantik banget sih," puji Theodor membelai lembut pipi Kaila.
"Apaan sih, Theodor? Godain aku mulu deh. Theo, tolong hapus foto aku yang kemarin, aku takut nanti kalau ada yang lihat bagaimana," rengek Kaila.
"Tidak akan ada yang lihat selama kamu mau menjadi gadis penurut, mengerti," kata Theodor dengan tatapan tajam.
Kaila mendelik kesal. Dia langsung masuk ke dalam lift begitu pintu lift terbuka. Tidak lama lift itu berhenti di depan lantai tujuan mereka.
"Jalan, Kaila. Jangan bengong," tegur Theodor.
Theodor dan Kaila berjalan beriringan menuju restoran. Begitu sampai, mereka disambut para pelayan dan pengawal yang sudah menunggu mereka.
"Pesan apa pun yang kamu mau, Sayang," kata Theodor.
Mereka berdua mulai memilih berbagai macam breakfast yang menurut mereka enak. Tidak lama makanan pesanan mereka tiba. Mereka mulai memakan makanan mereka dengan lahap.
Kaila melirik ke meja lain. Dia melihat ada Richard yang sedang bersama seorang gadis membuat dia mendengus kesal.
"Apa itu Richard? Kenapa dia bisa sama si Laila?" gumam Kaila dengan tatapan penuh api cemburu.
Kaila beranjak dari duduknya dengan perasaan marah membuat Theodor reflek memperhatikan dia.
"Kaila, ada apa? Duduk," kata Theodor.
Kaila menyueki Theodor dan bergerak cepat menuju tempat Laila bersama Richard berada.
Byur
"Eh, apa-apaan ini?!" teriak Laila syok.
"Lu siapanya Richard, hah?!" teriak Kaila.
Richard berdiri dengan kepala yang masih berputar-putar. "Kamu salah paham Kaila. Cewek ini hanya kegatelan saja dengan aku," balas Richard.
"Richard, kok kamu gitu sih? Kita kan sudah menghabiskan malam bersama," kata Laila tidka tahu malu.
Richard menghampiri Kaila dan hendak menyentuh tangannya, tapi tiba-tiba tangan dia ditepis Theodor.
"Jangan berani kau menyentuh tangan calon istriku di masa depan!" teriak Theodor.
"Kaila, aku bisa jelasin semuanya. Kamu jangan salah paham," mohon Richard.
"Hahaha, salah paham? Kamu bilang kita ketemu di hotel dan aku tahu kamu dan dia tidak pernah temenan," balas Kaila.
"Kaila," panggil Richard lirih.
"Ayo kita pergi dari sini, Theodor. Aku kenyang melihat mereka berdua," ajak Kaila menggandeng tangan Theodor.
"Iya kita pergi, Sayangku. Aku juga muak melihat wajah mereka," balas Theodor dengan senyum mengejek pada Richard.
Theodor dan Kaila keluar dari restoran itu membuat Richard kesal.
"Sial!" teriak Richard.
"Kenapa sih kamu aneh banget?" tanya Laila.
Richard berjalan menjauh dari Laila membuat Laila mengejarnya.
"Richard!" teriak Laila.
Richard menunjuk Laila. "Kau jangan membuat kita malu!" teriak Richard.
***
Di lobby hotel, Kaila dan Theodor sedang menunggu jemputan. Theodor melirik Kaila yang sangat kesal dan marah sebenarnya senang. Cuma kalau Kaila sampai berlebihan begitu, dia kurang suka.
"Kaila kamu baik-baik saja kan?" tanya Theodor.
"Iya aku baik-baik saja. Emang kenapa sih kamu nanya begitu?" kata Kaila.
"Kamu kelihatannya kesal sekali sama si Laila dan Richard," balas Theodor.
"Ya kesal lah. Orang dia pdkt sama aku tapi dia deketin cewek lain juga," kata Kaila.
"Yang selalu perhatian belum tentu benar, Kaila," balas Theodor.
"Iya," kata Kaila.
"Kenapa si Laila itu suka sekali merebut apa yang aku suka? Bukannya rebut Theodor aja," gumam Kaila.
Tidak lama mobil jemputan mereka sampai. Baru saja Kaila ingin menginjakan kaki ke dalam mobil, tapi tiba-tiba suara Richard terdengar membuat dia terkejut.
"Apaan sih lu? Jauh-jauh dari gue!" teriak Kaila saat Richard menggenggam tangannya. Sudah tidak ada lagi rasa senang di hati Kaila saat melihat kehadiran Richard.
"Gue sumpah enggak ngelakuin apa pun, Kaila. Soal aku berakhir di hotel sama Laila, itu cuma salah paham. Aku mohon maafkan aku," mohon Richard.
"Lepasin kekasih gue!" teriak Theodor.
Bugh