Beberapa menit kemudian Jiyah merasakan miliknya sudah penuh dengan cairan kenikmatan Noah yang berkali-kali menyemprot di dalam.
"Semoga dia segera hamil anakku," gumam Noah.
Noah begitu bangga dengan kekuatannya. Dia melihat Jiyah yang sudah terlelap entah pingsan atau tidur, yang terpenting sekarang dia akan merasa bebas menyentuh Jiyah. Apalagi dengan rencananya saat ini.
"Kamu hanya milikku, Jiyah," kata Noah.
Noah melihat jam sudah sore tahu bahwa dia harus pergi ke kantor Theodor untuk mengecek semuanya.
Puk puk
Noah menepuk pipi Jiyah membuat perempuan itu mengerjapkan mata dan berdeham.
"Kamu mau pulang belum? Aku harus pergi atau kamu tunggu aku di sini saja?" tanya Noah.
"Iya kamu pergi aja. Aku lelah," jawab Jiyah.
"Baiklah, aku akan segera kembali," kata Noah.
Noah langsung pergi dari apartemen, sedangkan Jiyah meregangkan tubuhnya sambil menatap langit-langit kamar Noah. Tubuh dia terasa remuk saat ini.