Chereads / Theodor Obsession / Chapter 15 - Failed Love

Chapter 15 - Failed Love

Theodor memeluk Sienna yang selalu memberikan nasihat terbaik padanya.

"Mama ini lucu sekali sih, gemes deh," kata Theodor.

"Theo jangan seperti itu pada mamamu, Papa tidak suka," tegur Arga. 

"Papa kamu dari dulu memang posesif," kata Sienna terkekeh.

"Sudah, sekarang lebih baik kamu istirahat dan jangan banyak pikiran," kata Arga.

Theodor membaringkan tubuhnya di atas ranjang setelah Sienna dan Arga pergi. Dia hari ini sudah sangat lelah setelah Kaila berhasil membuatnya makin marah.

***

Pagi-pagi sekali di kediaman Abraham, Kaila sedang sarapan bersama orang tuanya.

"Kaila, hari ini kamu pulang jam berapa?" tanya Samuel.

"Aku pulang agak sorean, Pa," jawab Kaila.

"Oh. Memang kamu ada rencana apa setelah pulang sekolah?" tanya Rebecca.

"Mau nonton latihan basket, Ma," jawab Kaila.

Kaila terpaksa berbohong. Dia yakin kalau dia mengatakan mau pergi sama Richard pasti akan dilarang papanya.

"Oke. Nanti kamu harus kabarin Mama," kata Rebecca.

"Ingat, kamu harus kabarin mama kamu. Jangan sampai tidak kabarin," perintah Samuel.

"Iya, Pa, Ma. Aku udah selesai sarapan, aku mau berangkat," balas Kaila sambil menatap ponselnya yang menampilkan pesan dari Richard.

"Kamu hari ini jangan bawa mobil," kata Samuel.

"Iya, Pa. Aku hari ini enggak bawa mobil kok," balas Kaila.

Samuel mengangkat sebelah alisnya. Dia heran dengan Kaila yang tumben sekali tidak membawa mobil.

"Maksudnya bagaimana, Princess?" tanya Samuel.

"Aku dijemput temanku," jawab Kaila.

"Oh Theo yang jemput," balas Samuel.

"Kok Theo sih? Kalian kan tahu kalau dia memusuhiku," kata Kaila.

"Theo tidak memusuhimu, Sayang. Dia hanya butuh waktu untuk menenangkan diri," balas Rebecca.

"Ya udah aku berangkat, Pa, Ma," pamit Kaila.

Kaila melangkahkan kaki keluar dari rumah diikuti Samuel dan Rebecca dari belakang. Mata dia seketika membulat saat melihat Theodor dan juga Richard.

"Pagi, Richard," sapa Kaila.

Richard tersenyum pada Kaila dan membalas sapaan Kaila, sedangkan Theodor hanya menampilkan raut wajah dinginnya. Theodor sudah merasa sangat kesal dan cemburu.

"Kamu hari ini diantar Theo," kata Samuel tegas.

"Papa," rengek Kaila.

Richard berjalan mendekati Samuel lalu meminta izin untuk mengantar Kaila, tapi ditolak mentah-mentah oleh Samuel.

"Ikut aku, Kaila," kata Theodor.

Theodor melihat Kaila hanya diam saja menarik tangannya dengan kasar membuat Kaila mengaduh kesakitan.

"Ma, Pa, aku izin bawa Kaila," kata Theodor.

"Theo, bawa mobilnya hati-hati, ya. Kamu harus banyak sabar sama Kaila kalau dia mengatakan hal yang bikin sakit hati, dia emang suka bikin emosi," balas Rebecca.

"Kaila, mendingan kamu baikan sama Theo sekarang. Kata kamu kalian lagi musuhan," kata Samuel.

"Kami berangkat dulu ya, Ma, Pa," pamit Theodor.

Kaila menatap Theodor dengan tatapan kesal. Gara-gara kehadiran Theodor, Richard jadi terpaksa pergi.

"Kaila, masuk," perintah Theodor.

"Iya bawel," balas Kaila.

Kaila dan Theodor masuk ke dalam mobil. Perlahan mobil itu mulai melaju dengan kecepatan sedang menuju Camber School.

"Kenapa tuh bibir monyong-monyong, minta disosor?' tanya Theodor melihat Kaila memonyongkan bibirnya.

"Kenapa kamu jemput aku? Bukannya kita musuhan, ya?" tanya Kaila kesal.

"Kamu yang anggap aku memusuhi kamu padahal aku sama sekali tidak memusuhi kamu, Kaila," jawab Theodor.

"Kamu yang memusuhiku, Theo. Buktinya kamu memblokir nomorku," balas Kaila.

"Iya aku memblokir kamu karena sebel sama kamu. Bisa-bisanya kamu nolak sahabat sendiri," kata Theodor. 

"Aku masih muda, Theo. Aku belum mau tunangan sama kamu," balas Kaila.

"Terserah kamu, aku tidak mau menjawab hal yang tidak penting. Mulai sekarang jangan dekat dengan pria lain tanpa seizin aku," kata Theodor.

"Kamu siapa? Kamu itu cuma sahabat aku!" teriak Kaila.

Ckitt

Mobil berhenti mendadak. Kaila melihat tatapan tajam Theodor merasakan aura mencekam. 

"Aku sahabat kamu, ya benar sekali. Sahabat yang ambil first kiss kamu," kata Theodor.

"Waktu itu kita masih kecil, aku mana tahu," balas Kaila kesal.

"Waktu itu memang kita masih kecil, tapi kamu suka kan?" ejek Theodor sambil menggelitiki Kaila.

"Theo, hentikan," pinta Kaila sambil tertawa terbahak-bahak.

Theodor menghentikan kelitikannya membuat mata mereka saling beradu. Dia memiringkan kepala lalu mengecup bibir Kaila dengan lembut. Kaila yang memang kaku dari dulu hanya bisa diam saja, dia sangat terhipnotis dengan mata dan ketampanan sahabatnya.

"Bibirmu memang selalu menjadi kesukaanku," kata Theodor.

Theodor menggigit kecil bibir Kaila hingga bibir Kaila terbuka, lalu dia memasukkan lidahnya ke dalam membuat tubuh Kaila meremang merasakan desakan Theodor. Suara decapan makin menggema ke seluruh mobil saat bibir mereka terus beradu tanpa henti.

"Kau memang tidak bisa menolak pesonaku," gumam Theodor menatap bibir Kaila yang bengkak gara-gara ulahnya.

Theodor menyentuh bibir kaila dengan jari jempolnya. "Gigit jariku, Baby," perintah Theodor.

Kaila menurut dan langsung menggigit kecil jari Theodor membuat Theodor tersenyum dan mengusap pipinya dengan lembut.

"Kita ke sekolah ya," ajak Kaila.

"Iya, Baby," balas Theodor.

Theodor melajukan mobilnya kembali menuju Camber School. Sepanjang di perjalanan, jantung Kaila terasa berdebar sangat kencang.

"Kenapa sih gue kalau sama Theodor pasti luluh dan pikiran serta jiwa gue seperti bergantung sama dia terus," gumam Kaila.

"Maaf, Baby. Aku tahu kamu selalu merasa bergantung padaku, tapi aku senang dengan kenyataan itu," gumam Theodor sambil melirik Kaila yang seerti salah tingkah.

Tidak lama mobil itu berhenti di depan Camber School. Theodor turun dari mobil lalu membukakan pintu untuk Kaila.

"Silahkan turun, Baby," kata Theodor.

Semua murid di sekolah itu memekik karena mereka menyukai Theodor yang datang bersama Kaila.

"Ayo jalan," kata Theodor sambil menggandeng tangan Kaila.

"Lepas, Theo. Kita kan beda kelas," kata Kaila.

"Tapi aku bisa kok mengantar kamu," balas Theodor.

Teman-teman Theodor melihat Theodor yang bergandengan tangan bersama Kaila merasa bahagia. Bos mereka akhirnya balikan lagi sama Kaila.

"Udah lupain perasaan lu. Udah gue bilang cinta lu sama Kaila bakal gagal karena terhalang oleh Theo. Dia itu udah seperti dewa untuk Kaila," kata Ferdi sambil menepuk bahu Richard.

Richard menepis tangan Ferdi lalu berjalan ke kelas. Dia sangat cemburu dengan Kaila yang bergandengan tangan sama Theodor.

"Udah cuekin aja si Richard. Dia enggak tahu saja kalau Theo bisa membuat dia hancur," balas Stevanus.

Kaila yang baru saja sampai di kelas digoda semua teman-temannya karena diantar Theodor.

"Ada yang diantar sama kekasih lama nih," ejek Nora.

"Cinta lama bersemi kembali nih," timpal Christine.

"Sialan kalian!" teriak Kaila menggebrak meja kelas.

"Wow, slow down," kata Margaretha.

"Lu pada pada cari gara-gara nih sama gue," balas Kaila.

"Siapa yang cari gara gara sama lu. Eh, gue lihat bibir lu kok kayak rada aneh bentuknya?" tanya Christine.

Pipi Kaila seketika memerah saat mendengar ucapan Christine.