Arga masih tak menyangka bila dirinya akan memutuskan hal seperti ini, merelakan anaknya dan lebih memilih sang istri. Bila bisa di pilih keduanya mungkin ia tak akan memilih hal ini keadaan semakin mendesak membuat ia harus berpikir lebih cepat sebelum semuanya terlambat. Isak tangis tak pernah berhenti keluar dari mata Arga, hingga Jumi yang melihat majikannya terasa bingung harus bagaimana kecuali berkata sabar.
Arga hanya bingung ketika Fely sadar nanti apa yang akan dirinya jelaskan pada sang istri serasa bila semuanya sudah hilang dengan sekejapan mata. Karena, kebodohan yang tak terkira seprti ini sudah seharusnya ia dan Fely dan pergi kemari bila akhirnya seperti ini tak akan ada yang menginginkan perjalanan ini ada. Bahkan tak ada lagi menara eiffel yang indah bak menjulang tinggi.
"Tuan yang sabar ya, lebih baik kita berdoa saja semoga operasinya berjalan lancar," ujar Jumi, memberanikan diri untuk duduk di samping majikannya yang tengah terpuruk ini.